KARAKTERISTIK AGAMA ISLAM [1]
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Di antara karakteristik yang mengokohkan kelebihan Islam dan membuat
umat manusia sangat membutuhkan agama Islam adalah sebagai berikut:
1. Islam datang dari sisi Allah Subhanahu wa Taala dan sesungguhnya
Allah lebih mengetahui apa yang menjadi mashlahat (kebaikan) bagi
hamba-hamba-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
“Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui.” [Al-Mulk: 14]
2. Islam menjelaskan awal kejadian manusia dan akhir kehidupannya, serta tujuan ia diciptakan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ
ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu
dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa)
dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan Nama-Nya
kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” [An-Nisaa': 1]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ
“Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan
mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada
waktu yang lain.” [Thaahaa: 55]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” [Adz-Dzaariyaat: 56]
3. Islam adalah agama fitrah. Islam tidak akan pernah bertentangan dengan fitrah dan akal manusia.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ
النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ
الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai)
fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah)
itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [Ar-Ruum: 30]
Islam memperhatikan akal dan mengajaknya ber-fikir, mencela kebodohan dan taqlid buta.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Katakanlah, ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” [Az-Zumar: 9]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِالَّذِينَ يَذْكُرُونَ
اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي
خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا
سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau
dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Rabb kami, tidaklah Engkau menciptakan
semua ini dengan sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari adzab
Neraka.” [Ali ‘Imran: 190-191]
Juga firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena
pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta
pertanggung-jawabannya.” [Al-Israa’: 36]
Islam meliputi ‘aqidah dan syari’at (keyakinan dan pedoman hidup). Islam
telah sempurna dalam ‘aqidah, ajaran syari’atnya dan seluruh aspek
kehidupan.
4. Islam adalah ilmu syar’i. Ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim
dan muslimah, dan ilmu mengangkat derajat orang-orang yang memilikinya
ke derajat yang paling tinggi.
Firman Allah Azza wa Jalla:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“...Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat...”
[Al-Mujadilah: 11]
5. Allah Azza wa Jalla menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan
bagi orang yang berpegang teguh kepada Islam dan menerapkannya dalam
kehidupan, baik bagi perorangan maupun masyarakat.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن
قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا
يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antaramu
dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, setelah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) beribadah kepada-Ku
dengan tidak mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa
yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang
yang fasik.” [An-Nuur: 55]
6. Dalam agama Islam terdapat penyelesaian bagi segala problematika,
karena syari’at dan dasar-dasar ajarannya mencakup segala hukum bagi
segala peristiwa yang tidak terbatas.
7. Syari’at Islam adalah syari’at yang paling bijak dalam mengatur semua
bangsa, paling tepat dalam memberikan solusi dari setiap masalah,
memperhatikan kemaslahatan dan sangat memperhatikan hak-hak manusia.
8. Islam adalah agama yang fleksibel (cocok untuk semua tempat, zaman,
bangsa dan berbagai macam situasi). Bahkan dunia tidak akan menjadi baik
melainkan dengan agama Islam. Oleh karenanya, semakin modern zaman dan
semakin majunya bangsa selalu muncul bukti baru yang menunjukkan
keabsahan Islam dan ketinggian nilainya.
9. Islam adalah agama cinta, kebersamaan, persahabatan dan kasih sayang sesama kaum mukminin.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara, karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah
supaya kamu mendapat rahmat.” [Al-Hujuraat: 10]
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ،
مَثَلُ الْجَسَدِ. إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ
الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam (sikap) cinta men-cintai,
sayang-menyayangi dan menaruh rasa simpati, seperti satu tubuh. Jika
salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang
lain ikut merasakan sakit juga, dengan demam dan tidak bisa tidur.” [2]
Juga sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam :
اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْماَنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، اِرْحَمُوْا مَنْ فِي اْلأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ.
“Orang-orang yang saling sayang-menyayangi akan dikasihi oleh Allah Yang
Maha Pengasih, Maha Perkasa lagi Mahatinggi, maka sayangilah orang yang
ada di muka bumi, niscaya kalian disayangi oleh Allah yang ada di
langit.”[3]
10. Islam adalah agama kesungguhan, keseriusan dan amal.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ
الضَّعِيْفِ، وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ، اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ
تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ
اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin
yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah dalam
menuntut sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mohonlah per-tolongan kepada
Allah (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa
lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata,
‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu,’
tetapi katakanlah, ‘Ini telah ditakdir-kan Allah, dan Allah berbuat apa
yang Dia kehendaki,’ karena ucapan ‘seandainya’ akan membuka (pintu)
per-buatan syaitan.” [4]
11. Islam adalah agama yang sangat jauh dari kontradiksi.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
“Maka apakah mereka tidak menghayati (mendalami) Al-Qur-an? Kalau
kiranya (Al-Qur-an) itu bukan dari sisi Allah, pastilah mereka menemukan
pertentangan yang banyak di dalamnya.” [An-Nisaa': 82]
12. Islam itu sangat jelas dan sangat mudah, tidak sulit, dan Islam mudah difahami oleh setiap orang.
13. Islam mengajak kepada akhlak mulia dan amal shalih.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang bodoh.” [Al-A’raaf: 199]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
“...Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang
yang antaramu dan antara dia ada per-musuhan seolah-olah menjadi teman
yang sangat setia.” [Fushshilat: 34]
14. Islam memelihara kesehatan. Banyak sekali dalil dari Al-Qur-an dan As-Sunnah tentang pemeliharaan kesehatan.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا
“...Dan makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” [Al-A’raaf: 31]
Para ulama mengatakan, “Sederhana dalam makan dan minum merupakan faktor utama terpeliharanya kesehatan.”
Di antara isyarat pemeliharaan kesehatan, Islam mengharamkan makanan yang berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah...” [Al-Ba-qarah: 173]
Allah berfirman tentang khamr (minuman keras):
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ
وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ
فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
(perbuatan-perbuatan itu) agar kamu mendapat keberuntungan.”
[Al-Maa-idah: 90]
Khamr diharamkan karena di antara bahayanya adalah merusak akal,
melemahkan jantung, merusak hati dan ber-bagai penyakit lainnya.
Allah Azza wa Jalla berfirman tentang madu yang berkhasiat menyembuhkan penyakit:
ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ
يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ
لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan lalu tempuhlah
jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu
keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
berfikir.” [An-Nahl: 69]
15. Islam seiring dengan penemuan ilmiah. Oleh karena itu tidak mungkin
penemuan ilmiah yang benar ber-tentangan dengan nash-nash syari’at Islam
yang jelas.
Demikianlah karakteristik Islam yang mengokohkan agama ini serta menunjukkan kemuliaannya.
[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah
yang Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka
At-Taqwa Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke 3]
_______
Footnote
[1]. Dinukil dan diringkas dari ath-Thariiq ilal Islaam oleh Muhammad
bin Ibrahim al-Hamd, cet. I, Darul Wathan, th. 1412 H dan kitab-kitab
lainnya.
[2]. HR. Al-Bukhari (no. 6011), Muslim (no. 2586 (66)) dan Ahmad (IV/270) dari Nu’man bin Basyir z, lafazh ini milik Muslim.
[3]. HR. Abu Dawud (no. 4941), at-Tirmidzi (no. 1924), Ahmad (II/160),
al-Hakim (IV/159) dan adz-Dzahabi menshahihkan serta menyepakati hadits
ini. Lihat dalam Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah (no. 925).
[4]. HR. Muslim (no. 2664 (34)) dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
almanhaj.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar