Oleh: Ustadz Zainal Abidin Sayamsuddin. Lc hafizhahullah.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ
لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ،
أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ
مُحَمَّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ،
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ،
Kaum muslimin yang berbahagia,yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam menegaskan:
إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنَ
"Sesungguhnya orang yang paling berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah."
(Hadīts, shahīh riwayat Abu Dawud nomor 4263)
Dari sini kita bisa pahami bahwa orang yang paling celaka, orang yang
paling sengsara dan binasa adalah orang yang menceburkan bahkan menjadi
dalang dalam fitnah.
Tanda-tanda orang tercebur ke dalam fitnah ada 4 (empat), yaitu:
1. Dia memandang yang dulunya halal sekarang dianggap haram atau (sebaliknya) yang dulunya haram sekarang dianggap halal.
Demikian itu bukan karena dulu dia tidak mengerti dalīlnya kemudian sekarang paham, bukan!
Atau dulu dia tidak memahami dalīl itu dengan benar, sekarang paham, tidak!
Tapi murni pengaruh-pengaruh negatif lingkungan yang ada disekitarnya.
Bisa karena:
√ Buku bacaan yang dia baca.
√ Teman yang mengitarinya atau,
√ Jama'ah kelompok yang diikutinya.
Sehingga muncul berbagai macam syubhat yang ada diotaknya (pikirannya)
Dengan demikian Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam menegaskan bahwa:
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ
الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا
وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
"Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti malam yang pekat
(gelap gulita). Di pagi hari seorang dalam keadaan beriman, lalu kafir
pada sore hari. Di sore hari seorang dalam keadaan beriman lalu kafir
pada pagi harinya. Dia menjual agamanya dengan kenikmatan dunia."
(Hadīts riwayat Muslim nomor 169 versi Syarh Muslim nomor 118)
Dengan demikian suatu yang paling ditakutkan oleh seorang mu'min adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada keagamaannya (fitnah yang menimpa
agamanya).
Sehingga Hudzaifah Ibnu Yaman mengatakan:
فَاعْلَمْ أَنَّ الضَّلالَةَ حَقَّ الضَّلالَةٍ أَنْ تَعْرِفَ مَا كُنْتَ
تُنْكِرُ, وَأَنْ تُنْكِرَ مَا كُنْتَ تَعْرِفُ, وَإِيَّاكَ وَالتَّلَوُّنَ
فِي دِينِ الله تَعَالَى, فَإِنَّ دِينَ الله وَاحِدٌ. (شرح أصول اعتقاد
أهل السنة والجماعة لللالكائي)
"Ketahuilah, kesesatan dari biang
kesesatan adalah engkau anggap baik yang dulunya kamu ingkari dan kamu
ingkari yang dulunya kamu anggap baik. Dan waspadalah terhadap
warna-warni di dalam agama Allah Ta'ala. Sesungguhnya agama Allah satu."
(Kitab Syarh Ushul I'tiqad Ahlus Sunnah wal Jama'ah oleh Imam Al Lalikai)
2. Berwarna-warni di dalam agamanya (التَّلَوُّنَ فِي دِينِ).
Berpindah-pindah di dalam prinsipnya dan tidak memiliki satu pegangan yang tetap di dalam agamanya.
Ini yang dikatakan oleh Ummar bin Abdul Aziz akibat banyaknya debat, banyaknya adu mulut.
مَنْ أَكْثَرَ الخُصُوْمَات أَكْثَرَ تَنَقُّلَ
"Barangsiapa yang banyak adu mulut, maka dia akan gampang (banyak) untuk berubah."
Menjadi muslim dimana di dalam memegang prinsipnya, bak air di daun talas adalah ciri orang munafiq.
Dan memberikan warna shibqhah Islam di dalam dirinya berubah-ubah seperti bunglon adalah suatu yang berbahaya.
Karena kata Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bahwa manusia
paling buruk adalah ذا الوجهين, manusia yang memiliki dua wajah.
Dengan demikian kata Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam:
وَإِيَّاكَ وَالتَّلَوُّنَ فِي دِينِ
"Waspadalah kamu terhadap sikap berubah-ubah warna di dalam agama."
√ Yang kemarin dia katakan sesat, sekarang dia katakan benar.
√ Yang kemarin dikatakan manhaj sekarang dikatakan khilafiyyah.
Contoh:
⇒ Banyak orang yang dulu menganggap safarnya wanita tanpa mahram adalah haram, tetapi sekarang dipandang halal.
⇒ Demo dulu dianggap perkara manhaj sekarang ternyata khilafiyyah.
Ini masalah berat.
3. Mengikuti syubhat (اتبع المتشابهات) dan tidak mau mengembalikan kepada yang muhkamat.
Ini jelas sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala:
فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ
مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ
تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ
"Adapun orang-orang yang ada di dalam
hatinya penyimpangan ( زَيْغٌ) maka dia akan mengikuti yang mutasyabih
dalam rangka untuk mencari-cari takwil yang bathil dan mengikuti hal-hal
yang sifatnya menyimpang, takwil-takwil yang tidak benar dalam hal-hal
yang sebetulnya tidak tahu takwil secara benar kecuali Allah Subhanahu
wa Ta'ala."
(QS Al 'Imran: 7)
Kita temui banyak diantara
tokoh, diantara mereka yang dikatakan ulama atau minimal ahlul 'ilmi
yang dulu sangat tegas di dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan
keagamaan, sangat bagus di dalam menjabarkan naskh-naskh yang muhkamah,
tetapi setelah beberapa kondisi melalui dia (masa melewati dia) maka
hal-hal yang diangkat kebanyakan adalah mutasyabihat.
Dan tanda orang tercebur ke dalam fitnah dan akhirnya bisa menjadi dalang fitnah adalah:
4. Mentolerir kebatilan dan bahkan memberikan banyak toleran terhadap
berbagai macam penyimpangan-penyimpangan (التسويغ للباطل وتعديل له).
Diawali dengan mereka memuji tokoh-tokoh kebathilan, mendekati tokoh-tokoh kebathilan bahkan kompromi dengan kebathilannya.
Akhirnya tidak mau ngomong terhadap berbagai macam
penyimpangan-penyimpangan agama, baik itu syirik, bid'ah maupun kufur
bahkan memusuhi (menyalahkan) orang yang selama ini menjelaskan
kebathilan.
Menyalahkan orang yang menjelaskan tentang kebid'ahan
entah karena dikatakan melawan banteng, melawan berbagai macam
kekuatan-kekuatan yang mayoritas atau dia telah menabrak tembok keras
yang itu akan membahayakan dirinya sendiri.
Minimal takut
dakwahnya hilang dari peredaran masyarakat atau terpicunya masa rakyat
kecil untuk melawan dia dan berbagai macam alasan-alasan yang ada.
Semoga kita semuanya bisa terhindar dari empat yang menjadi ciri khas
orang terjatuh kedalam fitnah yang suatu ketika akan menjadi dalang
fitnah.
Saya ulas lagi,
(1). Yang dulu dianggap haram sekarang menjadi halal atau sebaliknya.
(2). Berubah-ubah warna dalam berdakwah, beragama dan dalam mengikuti ajaran dien.
(3). Mengikuti yang syubhat dan meninggalkan yang muhkamat.
(4). Mentolerir kebathilan, toleran terhadap berbagai macam penyimpangan-penyimpangan.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjauhkan kita dari itu semua dan
kita diberikan keteguhan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam
berpijak, memegang prinsip sampai kita bertemu Allah Subhanahu wa
Ta'ala.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar
taqwa dan janganlah sekali-kali kamu mati (bertemu Allah) melainkan
dalam keadaan beragama Islam."
(QS Al 'Imran: 102)
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاستَغْفِرُ الله لِيْ وَلَكُمْ وَاستغفر الله العظيم إن الله هو الغفور الرحيم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Download audio:
bit.ly/BiAS-Tmk-ZA-CiriKenaFitnahDownload Video :
https://www.youtube.com/watch?v=TgzP5PqEyr4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar