• Kenapa Harus Mengingat Mati

    " Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan Hari Kiamat ( yaitu ) kedatangan kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila kiamat sudah datang ?? " (Muhammad: 18 )













    MENJEMPUT KEMATIAN




    Oleh: Ustadz Zaenal Abidin bin Syamsuddin. Lc



    Kenapa Harus Mengingat Mati 








    Kematian,
    inilah yang kita selalu lari darinya. Ini juga yang sering kali kita lupakan,
    dan hanya orang berimanlah yang selalu teringat dengannya.





    Banyak
    sekali keutamaan yang bias dipetik seorang hamba dari mengingat kematian,
    diantaranya membersihkan hati yang telah khusut, tumbuhnya kesadaran untuk
    kembali keakhirat, menghidupkan rohani yang sudah berkarat, menggugah semangat
    ibadah yang sedang melemah, menumbuhkan keimanan dan ketaatan yang telah
    mengendur, menguatkan tekad dalam berbuat dan membentuk pribadi tangguh dan
    qona’ah. 









    Sementara
    yang terlena dalam kenikmatan dunia akan silau dengan gemerlapnya harta, dan
    menjadi budak syahwat sehingga hatinya lalai untuk mengingat kematian. Ketika
    kematian diingatkan, dia sangat membencinya dan ingin lari darinya, bahkan
    tidak ingin berpisah dengan dunia dan ingin hidup seribu tahun lagi.  




       



    وَلَتَجِدَنَّهُمْ
    أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُواْ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ
    لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَن
    يُعَمَّرَ وَاللّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ





    “Dan sungguh
    kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di
    dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka
    ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak
    akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
    kerjakan.”
    ( Al-Baqarah: 96 ) 









    Abdullah
    bin Mutharrif berkata, “ Sesungguhnya kematian menjadikan para pecinta
    kenikmatan dunia tidak selera lagi untuk menikmati seluruh kenikmatan, maka
    carilah kenikmatan yang tidak trersentuh kenikmatan. “ [1]





    Dari
    Abu Hurairah beliau berkata bahwa Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam
    bersabda, 







    أكسروا من ذكر
    هادم اللذات الموت





    “ Perbanyaklah kalian mengingat penghancur kelezatan, yaitu
    kematian “ [2]









    Abu
    Ali ad-Daqqaq berkata, “ Sipa yang memperbanyak mengingat kematian maka akan mendapatkan
    tiga kemuliaan: bersegeralah untuk bertaubat, hatinya qana’ah dan semangat
    beribadah.”
    [3]


     


    Dari
    Ibnu Umar Radhiyallahuanhuma  bahwasanya
    beliau bersabda, 





    كنت مع رسول الله
    صلى الله على وشلم فجاءه رجل من الأنصار فسلم على النبي صلى الله عليه وسلم ثم قال
    يا رسول الله أي المؤمنين أفضل ؟ قال : أحسنهم خلقا قال : فأي المؤمنين أكيس ؟ قال
    : أكثرهم للموت ذكرا وأحسنتم لم بعده استعدادا أولءك الأكياس.





    “ Kami duduk-duduk bersama Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa
    sallam, datanglah seorang laki-laki dari kaum Anshar, lalu memgucapkan salam kepada
    Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam kemudian ia berkata, ‘Wahai Rasulallah, orang
    mukmin manakah yang lebih utama? ‘Belia bersabda, ‘mereka yang
    paling baik akhlaknya.’ Dia berkata, ‘ Orang islam manakah yang peling cerdik? ‘
    Beliau bersabda,’ Mereka yang paling banyak memgingat kematian dan orang yang
    paling baik persiapannya untuk kehidupan setelahnya, mereka itulah orang yang
    cerdik.”
    [4]





    Sahal bin Abdullah at-Tustari
    berkata, “Tidak ada orang yang paling nekad mati kecuali tiga orang: orang yang
    bodoh tentang kehidupan setelah kematian, oaring yang ingin melarikan diri dari
    takdir Allah atas dirinya, dan orang ya.g rindu ingin bertemu dengan Allah.”
    [5]





    Abdullah bin Mas’ud berkata,”Cukuplah
    kematian menjadi pengingat, cukuplah keyakinan sebagai kecukupan, dan cukuplah
    ibadah menjadi kesibukan.”
    [6]





    Abu Darda berkata, “ Siapa banyak
    memgingat kematian akan sedikit sikap hasadnya dan akan sedikit sikap melampoi
    batasnya.”
    [7]





    Mengingat kematian memiliki
    keutamaam yang sangat banyak, karna mengingat kematian mengajak seorang hamba
    berlatih meninggalkan hunian penuh penipuan dan bersiap-siap untuk menuju kampung akhirat. Lalai mengingat kematian membuat manusia terlena dalam kumbangan
    syahwat dunia.[8]





    [disalin dari buku Rintangan Setelah
    Kematian,
    penulis Ustadz Zaenal Abidin Syamsuddin, Lc. Penerbit Pustaka
    Imam Bonjol Cetakan Kedua, Rajab 1436H./ April 2015M. Alamat : Jalan Raya
    Munjul Gg. Mushala Fathul Ulum no.11 Munjul Cipayung Jakrta Timur 13850
    Tel/Fax: (021)87753478 Layanan SMS: 08111816600]





    Footnote :


    [1] Maudzatul Mukminin, Muhammad Jamaluddin
    al-Qasimi, hal.480.


    [2]shahih: Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah
    dalam sunan-nya, no. 2307; Imam Nasa’i dalam sunnannya, no.1824; Imam Ibnu
    Majah dalam sunnannya, no.3358; Imam al-Baghawi dalam syarhus Sunnahnya,
    no.1447 dan disahihkan Syaikh al-Albani dalam shahih al-jami’,no.1210 dan
    Irwaul Ghalil,no.682.


    [3] Lihat adz-Tadzkirah, Imam al-Qurthubi,
    hal.15


    [4]Hasan: Diriwayatkan  Ibnu Majah dalam Su.nannya,no. 4259 dan
    dishahih kan Syaikh al-Albani dalam shahih al-jami’, no.7978.


    [5]Lihat adz-Tadzkirah, Imam al-Qurthubi, hal.9
    danSyarhus Sudur, as-Suyuthi, hal.16.


    [6]Lihat Syarhu Sunnah, Imam ak-Baghawi, 5/261


    [7] Lihat Kitab Zuhud, Imam Ahmad, no. 772.


    [8] Lihay Ihya’ Ulumuddin, 4/412

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Contact form

Search This Blog

Design by - Blogger Templates | Distributed by Ydidaareldzikr

YAYASAN DAKWAH ISLAM DAAR EL DZIKR

MEMURNIKAN AQIDAH MENEBARKAN SUNNAH Berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah, dengan pemahaman generasi terbaik para Shahabat ridwanullah 'alaihim jami'an, Ijma.

WhatsApp

Hot Posts

3/footer/recent