• Menuju Rumah Tangga Bahagia








     MENUJU RUMAH TANGGA
    BAHAGIA





    Oleh :


    Ustadz Zaenal Abidin bin Syamsudin, Lc hafidzahullah













    Mau .....Sukses?




    Kebahagiaan,
    merupakan kalimat abstrak yang perlu digali, diurai makna dan tafsirannya di
    alam realita. Kebahagiaan laksana mutiara yang terpendam di dasar laut, untuk
    menggapainya butuh kerja keras dan mencurahkan segala tenaga, pikiran, serta
    mengerahkan faktor-faktor pendukungnya sambil memohon bantuan dan tawakkal
    kepada Allah
    subhanahu
    wa ta
    'ala , sebagaimana Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anhu  berkata, 





    ترخو النخاة ولم تسلك مسالكها


    إن االسفينة تجرى على اليبس





    “ Engkau berharap kesuksesan sementara tidak berjalan pada tempatnya.
    Sesungguhnya perahu tidak mungkin berlayar di daratan. "
    [1]






    Kebahagian
    rumah tangga sebagaimana yang telah disebutkan di atas bukan karena banyaknya
    harta dan tersedianya fasilitas mewah serta gaya hidup gelamor dan terpenuhinya
    kepuasan hubungan suami istri akan tetapi kebahagiaan sangat ditentukan oleh
    sikap tanggung jawab dan kepedulian kedua pasangan terhadap kelangsungan hidup
    rumah tangga mereka, adanya kemauan dan kemampuan untuk menyelesaikan berbagai
    macam problema rumah tangganya dengan tuntas, arif dan bijaksana, mampu menjalin
    kamunikasi yang harmanis dan terbuka, serta bisa memadukan pandangan kompromistis
    dan tuntutan yang realistis sesuai dengan rambu-rambu syariat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,





    فوالله لاالفقرأخشى عليكم ، ولكن أخشى عليكم أن تبسط علبكم الدنيا كم
    بسطت على من كان قبلكم ، فتنا فسوها كما تنافسوها وتهاككم كما أهلكتهم





    “Demi Allah aku tidak mengkhawatirkan kemelaratan atas kalian.
    Namun aku khawatir apabila dunia dilimpahkan kepada kalian, seperti yang
    terjadi pada umat sebelum kalian. Maka kalian akan berlomba untuk
    mendapatkannya, sebagaimana ine-mkalerlamba-lamba dalam hal itu. Dan dunia itu
    akan merusak kalian sebagaimana merusak mereka."
    [2]





                Dan tidak kalah
    penting, dalam menggapai kebahagiaan jangan mengusik ketenangan orang lain
    termasuk pasangan sendiri. Karena. seringkali, bahkan tidak sedikit orang
    berprinsip, "Yang penting saya puas.” Padahal kepuasan ada dua maucam;
    kepuasan yang mengacu pada hawa nafsu yang memn buka pintu keburukan dan kepuasan
    yang berpijak pada wahyu yang mengajak kepada kebaikan. Kerap kita saksikan,
    suami istri sangat bersemangat untuk meraih ketentraman dan kedamaian hidup,
    akan tetapi saat ada masalah yang mengganggu kebahagiaan dan ketenangan
    dirinya, tidak jarang langkah dan cara yang ditempuh menambah penderitaan orang
    lain terutama pasangannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan pasangan suami istri dengan
    bersabda
    .





    لا ضرب ولا ضرار من ضار ضره الله ومن شاق شق الله عليه





    ”Tidak boleh menimbulkan bahaya dengan tidak sengaja, dan tidak
    boleh membalas bahaya dengan sen gaja.
    [3] Siapa yang
    menimbulkan bahaya dengan sengaja, maka Allah akan menimpakan bahaya kepadanya
    dan siapa yang mencelakakan dengan sengaja, maka Allah akan menimpakan bencana
    atasnya. "
    [4]





    Orang yang
    hanya mementingkan kenyamanan dan ketenangan dirinya tanpa memperdulikan orang
    lain dan merasa bahwa dirinya orang yang paling menderita, paling sengsa
    ra,
    yang terkurung dalam kabut duka sehingga yang dilakukan hanya mengeluh dan
    menyalahkan pasangannya atau orang lain. Dia lupa terhadap pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
    dalam sabdan
    ya.





    المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده





    ”Muslim adalah di mana kaum Muslimin selamat dari tangan dan
    lisannya. "
    [5]





    Di antara
    anggota tubuh yang paling menentukan surga dan neraka seseorang adalah tangan
    dan mulut, karena keduanya selalu terlihat dalam setiap ibadah dan maksiat, bahkan
    dalam menentukan kebahagiaan dan kesengsaraan, maka jagalah keduanya agar anda
    meraih kesuksesan dunia dan akhirat.





    Harus Mau Berubah





    Wahai
    Saudaraku, ketahuilah, ada dua faktor penentu kebahagiaan hidup, pertama dari
    dalam diri sendiri dan kedua ditentukan oleh kondisi lingkungan sekitarnya.
    Namun faktor penentu adalah dari diri sendiri yaitu sejauh mana anda mampu
    mengendalikan suasana hati untuk beradaptasi di setiap perubahan. Inilah yang
    dimaksud dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam





    عجبا لأمر المؤمن إنّ أمره كلّه خير وليس ذاك
    لأحد إلّا للمؤمن إن أصابته ضرّاء صبر فكان خيرا له وإن أصابته سرّاء شكر فكان
    خيرا له





    "Sungguh mengagumkan urusan setiap orang beriman karena
    seluruh urusannya baik dan tidak dimiliki kecuali oleh seorang Mukmin, bila
    tertimpa musibah bersabar maka baiklah buatnya dan bila mmdapatkan nikmat
    bersyukur maka baiklah buatnya."
      [6]





    Mustahil
    anda bisa bahagia dan terbebas dari rasa gundah dan gelisah, jika diri anda
    masih sulit menerima perubahan. Sementara kesuksesan dan nasib hidup anda
    sangat ditentukan oleh sikap, kemauan dan kemampuan anda untuk berubah dari
    kondisi yang buruk menuju ke yang lebih baik dan anda harus berkeyakinan kuat
    bahwa anda pasti bisa merubahnya, Allah Ta’ala  berfirman,





    إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا
    بِأَنْفُسِهِمْ





    "Sesungguhnya Allah tidak merubah
    keadaan suatu kaum, hingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
    sendiri.”
    (Ar-Ra'du:
    11).





    Sungguh,
    merubah kebiasaan buruk bukan pekerjaan berat, anda hanya membutuhkan waktu
    tidak kurang dari 40 hari, caranya pikirkan, petakan, diskusikan, kerjakan,
    biasakan dan budayakan. Dengan diiring tindakan yang sportif, Insya Allah Ta’ala
    anda akan selalu di atas kebaikan selagi anda tetap berpikir baik dan berusaha
    untuk menjadi orang baik. Tidaklah terpuji orang yang bisa menghadiahkan
    kebaikan kepada orang lain, tetapi melupakan dirinya sendiri dan orang
    terdekatnya. Sementara orang yang paling berhak mendapatkan hadiah tersebut
    setelah dirinya adalah keluarganya. Jika tidak, maka dia laksana pohon labu
    yang tumbuh di tanah, namun berbuah di pohon lain. Demi Allah Ta’ala,
    itu merupakan aib besar.





    كتاركة بيضها في العراء


    وملبّسة بيض أخرى جناحا




    “laksana burung
    meninggalkan tclur di padang pasir, namun mengerami telur burung lain. "





    Janganlah
    kalian ikuti keinginan nafsu dan dorongan syahwat, dengan mengorbankan
    kebahagiaan abadi, Imam Ibnul Jauzi Sale berkata, Hendaknya orang yang berakal
    mengerti bahwa para pecandu syahwat akan mendapati suatu kondisi di mana dia
    tidak bisa menikmati kelezatannya akan tetapi sulit untuk meninggalkannya,
    karena telah menjadi rutinitas hidup.. Para pecandu khamr dan pezina akan
    kehilangan kelezatan sepuluh kali lipat bagi orang yang tidak kecanduan. Hanya
    saja, kebiasaan telah membelenggunya untuk meneruskannya. Oleh sebab itu anda
    jangan terjerumus dalam keharacuran dan petaka hanya karena kebiasaan yang
    sulit dihindarkan.
    [7]





    Jangan Bingung





    Bingung! Kemana
    harus melangkah untuk mencari kebahagiaan? Harta melimpah, rumah mewah bagaikan
    istana, kekuasaan dan popularitas ada di genggamannya, tetapi keba. hagiaan
    tidak pernah menyapanya, kegelisahan menimpa hidupnya,dan kegersangan menerpa
    hatinya. Namun ada sebagian urang menikmati kebahagiaan, ketenangan dan
    kenyamanan tanpa harta melimpah, tinggal di rumah sederhana, tidak memiliki
    kepopularitasan dan kekuasaan. Lalu di manakah sebenarnya letak kebahagiaan itu
    berada? 





    Allah subhanahu wa ta'ala
    berfirman.





    مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
    فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ
    مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ





    " Barangsiapa yang mengerjakan amal salih, baik laki-laki
    maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
    kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
    mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
    (An-Nahl: 97).





    Kebahagiaan
    tidak akan dirasakan sebelum mampu mencintai kemuliaan, memetik pelajaran dari
    musibah orang lain, mencintai apa yang dikerjakan bukan mengerjakan apa yang
    dicintainya. Orang yang paling bahagia adalah mereka yang mampu mengambil
    pelajaran terhadap masa lalunya dan menjadi cambuk masa depannya, bersikap
    realistis menjalani kehidupan sekarang dan optimisme menghadapi masa yang akan
    datang, barangsiapa yang meratapi kegagalan masa lalunya hidupnya akan
    dirundung kesedihan. Orang yang tidak mampu berbuat yang terbaik untuk hari ini
    akan tersingkir dan terhempas dari arena kehidupan dan Orang yang takut
    menghadapi masa yang akan datang akan dipenuhi kebimbangan dan ketakutan.





    Sang Penyair
    berkata,





    خير الأمر ما اسنقبلت منه


    و ليس بأن تتبّعه اتّباعا





    Sebaik-baik urusan adalah suatu yang sedang kamu menghadapinya
    Bukan hanya nwngilcuti lamunan masalalu (yang tidak ada manfaatnya)





    Ali bin Abu
    Thalib
    radhiAllahu
    ‘anhu
    berkata,
    "Sungguh dunia semakin habis berlalu dan akhirat semakin mendekat,
    sedangkan keduanya masing-masing mempunyai anak turunan. Dan jadi-lah kalian
    anak turunan akhirat dan jangan menjadi anak turunan dunia, karena sekarang
    kesempatan beramal tanpa ada hisab dan besok hanya ada hisab sementara tidak
    ada kesempatan beramal."
    [8]





    Tidak pernah
    dianggap baik dalam sikap berlebihan dan tidak dianggap berlebihan dalam setiap
    kebaikan.





    Cara Mudah Meraih Bahagia





    Manusia yang
    bisa menggapai kebahagiaan adalah mereka yang mampu mengenali jati dirinya,
    menjaga lisannya, bersikap qana’ah dalam menerima karunia Allah Ta’ala,
    pola pikirnya bersih dari syubhat, tingkah lakunya terbebas dari belenggu
    syahwat, mata batinnya tidak silau dengan fatamorgana dunia, nafsunya tidak
    diperbudak oleh kepentingan sesaat dan jiwanya tidak dikuasai dendam dan
    amarah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda. 





    إن من خياركم أحسنكم أخلاقا





    “ Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah yang
    paling bagus akhlaknya. ”
    [9]


     


    Mata air
    kebahagiaan hanya mengalir dari keimanan yang sempurna, kesungguhan menjalankan
    ketaatan, ketegasan meninggalkan larangan, cinta terhadap kebenaran dan benci
    kepada kebatilan, membasahi hati dan lisan dengan dzikir, menumbuhkan rasa
    cinta, harap dan takut disetiap saat dalam rangka mengejar surga dan
    ampunan-Nya, Allah Ta’ala berfirman, 





    وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُواْ فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا
    دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ إِلاَّ مَا شَاء رَبُّكَ عَطَاء غَيْرَ
    مَجْذُوذٍ





    "Adapun
    orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di
    dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang
    lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya. "
    (Hud: 108).





    Usirlah rasa
    pesimis dari diri kalian, kemudian optimislah dalam menjalani hidup, niscaya
    lentera rahmat, cakrawala hidup, dan limpahan barokah terbuka lebar di hadapan
    kalian. Dan orang yang jauh dari Allah
    Ta’ala
    berada dalam kegelisahan, kegundahan dan kesedihan. Sungguh indah ungkapan yang
    disampaikan oleh Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah ketika beliau berkata,
    "Sesungguhnya ada surga dunia, siapa yang belum memasukinya, tidak akan
    masuk surga akhirat. Apa yang bisa diperbuat oleh musuh-musuhku jika tamanku
    dan kebunku ada di dalam dadaku, sungguh penjara tempat mu-n najatku,
    terbunuhku mati syahid, diasingkanku sebagai ben-tuk tamasyaku.”
    [10] Jika kalian
    ingin mengusir rasa gelisah, maka kuasailah diri kalian, perbaikilah pola
    pikir, luruskan niat kalian, beramallah untuk kepentingan akhirat, dekatkanlah
    diri kalian kepada Allah, ingatlah Allah subhanahu wa ta’ala saat lapang
    niscaya Dia mengingat kalian saat sempit, mohonlah pertolongan dan bertakwalah
    kepada-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  Bersabda,





    المؤمن القوى خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف . وفي كل خير . احرص
    على ما ينفعك واستعن بالله . ولا تعجز . وإن أصابك شيء فلا تقل : لو أني فعلت كان
    كذا وكذا . ولكن قل : قدرالله وما شاء فعل . فإن لو تفتح عمل الشيطان





    “ Sesungguhnya seorang Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
    dicintai Allah daripada seorang Mukmin yang lemah dan ma-sing-masing di atas
    kebaikan. Berusahalah meraih suatu yang bermanfaat buat dirimu, mintalah
    bantuan kepada Allah dan jangan melemah. Dan bila
    kamu tertimpa suatu musibah, maka jangan berkata, "Andaikata
    aku berbuat ini, maka akan terjadi demikian. " Tetapi katakan, "
    Semuanya atas takdir Allah dan apa yang dikehendaki pasti terjadi. "
    Karena mengandaikan sesuatu membuka tipu daya syetan."
    [11]





    Jangan anda
    panggul sendiri semua beban hidup di atas kepalamu, “tempuhlah segala upaya
    secara maksimal lalu serahkan hasilnya kepada-Nya, janganlah kesedihan esok
    hari yang belum terjadi menjadi beban pikiran anda, dan hadapilah semua masalah
    dengan penuh optimis. Apakah anda mengira bahwa Allah menghinakan anda? Demi
    Allah subhanahu wa ta’ala, tidak mungkin. Karena Allah subhanahu wa
    ta’ala
    berfirman,





    اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ





    "Allah
    Mahalembut terhadap hamba-hambanya."
    (Asy-Syura: 19).





    Sesungguhnya
    Allah di? sangat menyayangi hamba-Nya yang bersabar dan bertakwa sebagaimana
    yang Dia tegaskan dalam Firman-Nya,





    إِنَّهُ مَن يَتَّقِ وَيِصْبِرْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ
    الْمُحْسِنِينَ





    "Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
    berbuat baik. "

    (Yusuf: 90).





    Allah Ta’ala
    tidak akan memberikan ketetapan untukmu kecuali kebaikan, meskipun nampak buruk
    secara dhahirdipandanganmu, kamu akan memahami hakikat Firman Allah Ta’ala,





    وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن
    تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ
    تَعْلَمُونَ


    “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
    boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah
    mengetahui sedang kamu tidak meengetahui.”
    (Al-Baqarah : 216).





    Jadi, jiwa seseorang
    merupakan titik awal sumber kebahagiaan. Jika seseorang bisa menguasai jiwanya,
    mengendalikan suasana batinnya dan mampu mengarahkannya untuk meniti jalan
    hidayah, niscaya dia mampu melahirkan maha karya dalam hidupnya, mampu
    menguasai dan menyikapi segala kondisinya dan dia akan terbang di alam
    kebahagiaan dan sanggup menerjang setiap badai permasalahan yang
    meng-hadangnya, sehingga dia akan mendapatkan ketenangan batin yang selama ini
    dia cari - insya Allah-.





    Realistis, Jangan Sok
    ldealis





    Saudaraku,
    suatu yang bagus menjadi tidak bagus bila yang diinginkan lebih bagus. Adakah
    salah seorang di antara kalian pernah berbisik kepada dirinya sendiri, "Aku
    lebih bahagia saat aku masih membujang daripada keadaanku sekarang!





    Kebanyakan para
    suami maupun istri, ketika memulai kehidupan berumah tangga, mereka semua
    mengharapkan kehidupan yang ideal, romantis dan harmonis bak kisah roman
    picisan Romeo dan Juliet. Sang suami menginginkan istrinya selalu tampil
    cantik, ceria setiap saat, menyambutnya dengan hangat setiap kali suaminya
    datang, tampil dan bertingkah laku sesuai keinginannya, rumah tertata bersih
    dan rapi, makanan senantiasa tersaji di meja makan, anak-anak tenang, apabila
    sakit atau tertimpa musibah dia menginginkan istrinya seperti ibunya yang
    merawat dan melayaninya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Bukan suatu
    hal yang berlebihan memang bila dikatakan kebanyakan suami mengharapkan istri
    mereka bisa seperti ibunya dalam memberikan perhatian, pelayanan, dan bersabar
    atas segala perbuatan yang dia lakukan. Memang benar, di antara kriteria wanita
    shalihah adalah sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah
    shallallahu ‘alaihi wa sallam,





    أفضله لسان ذاكر وقلب شاكر وزوجة صالحة تعين ااؤمن على إيمانه .





    ”Harta yang paling baik adalah lisan yang selalu berzikir, hati
    yang selalu bersyukur, dan istri shalihah yang membantu seutasng Mukmin atas
    keimanannya.
    "[12]


     


    Sementara
    seorang istri
    -sebaik apapun- tidak akan bisa
    tampil seperti ibu yang sayang kepada anaknya. Anda ingin tahu apa yang menjadi
    penyebabnya? Istri bukanlah seorang ibu, seorang ibu ketika memberikan curahan
    perhatian, dia berikan tanpa imbalan, murni karena dorongan fitrah kasih sayang
    sebagai seorang ibu. Adapun seorang istri, mereka menginginkan apa yang
    dinginkan oleh suaminya. Saat seorang istri memberikan perhatian kepada
    suaminya, pada hakikatnya dia mengungkapkan sebuah permintaan dari suami dan
    mengharapkan balasan sepadan darinya. 





    Wahai para
    suami yang menginginkan istrinya "seperti yang dia idamkan",
    sadarilah bahwa anda tidak akan pernah mendapatkan istri seperti itu, karena
    istri anda pun menuntut hal yang sama seperti yang anda inginkan, dan anda pun
    tidak mampu mewujudkan impian istri anda. Oleh sebab itu hendaklah para suami
    bisa menerima istrinya apa adanya, seorang istri memiliki hak-hak yang harus
    dipenuhi sebagaimana kewajiban yang harus dia lakukan, istri memiliki kelebihan
    yang kalian kagumi dan memiliki kekurangan yang kalian benci. Sehingga sikap
    terbaik bagi semua pihak adalah memandang secara realistis, mengajukan tuntutan
    sederhana dan menimbang dengan bijak kekurangan dan kelebihan pasangannya sebagaiman
    anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menasihati para
    suami melalui sabdanya,





    لا يفرك مؤمن مؤمنة إن كره منها خلقا رضي منها خلقا أخر .





    ”Janganlah seorang (suami) Mukmin membenci (istrinya) Muka minah,
    jika dia membenci salah satu perangai istrinya, pasti dia suka terhadap
    perangai yang lain. ”
    [13]





    Di lain pihak,
    para istri mengharapkan suaminya "seperti yang dia idamkan.“ Suami
    Ideal yang memiliki sifat mulia seabagaimana sifat yang dimiliki bapaknya, dan
    bila mendapatkan kekurangan yang ada pada diri suaminya dia akan mengatakan
    bahwa dia telah salah memilih suami.


    Wahai para
    suami dan begitu pula wahai para istri terimalah pasangan anda yang sekarang
    ada di hadapan anda, tunaikan hak dan kewajiban anda untuk mencari keridhaan
    Allah
    Ta’ala, berfikirlah realistis jangan sok idealis, dan masing-masing
    saling memahami dan mencintai niscaya kebahagiaan akan kalian peroleh. Jadilah
    suami yang saleh niscaya akan mendapatkan istri shalihah yang merupakan harta
    paling berharga yang kalian miliki.





     Harus Saling Pengertian





    Pernikahan
    adalah sebuah ikatan yang sangat kuat dan merupakan bentuk kerja sama yang
    sangat unik, karena masing-masing harus bisa menerima dan memberi, menyayangi
    ,
    mencintai dan menghargai, menopang dan melindungi, serta membela dan berkorban.
    Bila pernikahan hanya bertujuan untuk menutupi kekurangan yang ada pada
    dirinya, sudah dipastikan bahwa dia tidak akan mendapatkannya, bahkan terkadang
    dia akan merasa jenuh dan resah menjalani kehidupan berumah tangga. Misalnya,
    seseorang yang menikah ingin keluar dari jeratan hutang, atau berharap hidup
    serba ada dari jerih payah istri, atau ingin menunjukkan kejantanan, karena
    mungkin ketika sebelum menikah, dia kurang percaya diri, sehingga dia menonjolkan
    gaya kepemimpinan otoriter kepada istrinya yang lemah dan patut dikasihani.
    Maka, tidak mengherankan jika dia menjadi suami mudah marah dan emosi hanya
    karena masalah sepele, dia ingin memegang segala wewenang rumah tangga meskipun
    hanya dalam urusan sepele  sementara
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,





    إن المرأة خلقت من ضلع لن تستقيم لك على طريقة فإنْ استمتعت بها
    استمتعت بها وبها عوج وإنْ ذهبت تقيمها كسرتها و كس ها طلاقها .





    "Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk yang tidak
    akan bisa lurus bersamamu di atas satu jalan, jika kamu menikmatinya, maka kamu
    menikmatinya dalam kondisi bengkok namun bila anda ingin meluruskannya, maka
    boleh jadi patah dan patahnya adalah thalak."
    [14]





    Pernikahan
    adalah terhimpunnya dua pasang manusia laki-laki dan perempuan yang ada
    kecocokan, dan telah matang dalam berpikir, bukan pasangan cengeng yang bersifat
    kekanak-kanakan, pernikahan sebuah aktivitas untuk mem-bina keluarga dan sebuah
    tanggung jawab yang tidak ringan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
    wa sallam
    ,





    كلّكم راع وكلّكم مسئول عن رعيّته والأمير راع  والرّجل راع على أهل بيته والمرأة راعية على بيت
    زوجها وولده فكلّكم راع و كلّكم مسئول عن رعيّته .





    “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban
    atas kepemimpinannya dan imam adalan pemimpin, dan orang laki-laki adalah
    pemimpin bagi keluarganya, dan wanita adalah penanggung jawab atas rumah suami
    dan anaknya. Dan setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan diminta
    pertanggung jawaban
    atas kepemimpinannya."
    [15]





    Betapa banyak
    pernikahan berakhir dengan kegagalan karena suami istri kurang dewasa dalam
    menghadapi problem rumah tangga, sang suami otoriter sementara sang istri
    bersifat kekanak-kanakan dan cenderung mengikuti hawa nafsu bahkan tidak jarang
    wanita mudah melupakan kebaikan-kebaikan suami ketika suami melakukan suatu
    kesalahan. Rasulullah
    shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan para istri dalam sabdanya,





    رأيت النار فلم أركاليوم منظرا قطّ  ورأيت أكثر أهلها الانّساء ، قالوا : لم يا رسول
    الله ؟ قال : بكفرهنّ ، قيل : يكفرن بالله؟ ، قال : يكفرن العشير ويكفرن الإحسان
    لو أحسنت إلى إحداهنّ الدّهر ثمّ راّت منك شيئا قالت : ما رأيت منك خيرا قطّ .





    " Saya melihat Neraka yang tidak pernah aku lihat seperti hari
    ini, dan saya melihat penghuni terbanyak dari kalangan wanita. " Mereka
    bertanya, "Kenapa wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Karena
    pengingkaran mereka. " Beliau ditanya, "Apakah karena ingkar kepada
    Allah?" Beliau bersabda, "Mereka membangkang dan mengingkari kebaikan
    suami.
    Jika engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka
    sepanjang tahun, lalu ia melihat darimu sesuatu (yang tidak disukai), maka ia
    berkata, “ Saya belum pernah melihat darimu kebaikan sama sekali. "
    [16]





    Sungguh
    merupakan nikmat Allah
    Ta’ala paling agung
    yang dikaruniakan kepada hamba-Nya pada saat hidayah telah menyapa rumahnya. Sehingga
    rumah tangganya menjadi berkah, anak-anaknya terdidik di atas aqidah dan
    akhlak yang mulia, yang kelak meraih kemuliaan surga yang penuh dengan
    kenikmatan biidzinillah. Semua pihak yang terlibat dalam mendayung
    perahu sampan rumahtangga yang mendambakan kebahagiaan harus membina diri di
    atas hidayah Islam. Karena dengan langkah itu, harapan untuk membentuk rumah tangga
    sakinah, mawaddah, wa rahmah
    tercapai, ins
    ya Allah.





    [disalin dari buku One Heart “ rumah tangga
    satu hati satu langkah”,
    penulis Ustadz Zaenal Abidin Syamsuddin, Lc.
    Penerbit Pustaka Imam Bonjol Cetakan Ketiga, Muharram 1436H./ November 2014M.
    Halaman 1-16]





    Footnote :


    [1]. Lihat Tafsir Rahul Ma’ani, al-Alusy, 4/395.


    [2]. Shahih: Diriwayatkan oleh Imam Bukhari,
    no. 2988 dan Muslim, no. 2961.


    [3]. Hasan: Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
    Muwatha nya, no. 33, 2/651; Imam Daruquthni dalam Sunannya, no. 3079; Imam
    Baihaqi dalam Sunannya, 6/69; Imam Ahmad dalam Mustadraknya, no.2345 dan beliau
    mengatakan bahwa sanad hadis ini shahih sesuai dengan persyaratan Imam Muslim.


    [4]. Diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dalam
    Sunannya. 6/69.


    [5]. Shahih: Diriwayatkan Imam Muslim dalam
    Shahihnya,
    no. 41.


    [6]. Shahih: Diriwayatkan oleh Imam Muslim
    dalam Shaihnya. No. 2999.


    [7]. Lihat Kitab Dzamul Hawa, Ibnu Jauzi, hal.
    19.


    [8]. Dikeluarkan Imam Bukhari dalam Kitab
    Riqaq, Bab Fil Amal Wa Thulihi
    dan lihat Fath al-Bari, 11/265.


    [9]. Shahih: Diriwayatkan oleh Imam Bukhari
    dalam Shahihnya, no. 3559; Imam Muslim dalam Shahihnya, no. 5987, dan Imam
    at-Tirmidzi dalam Sunannya, no. 1975.


    [10]. Manhaj Ibnu Taimiyah Fit Dakwah, 2/39.


    [11]. Shahih: Diriwayatkan Oleh Imam Muslim
    dalam Shahihnya, no. 2664 dan Imam Ibnu Majah dalam Sunannya, no.79.


    [12]. Shahih: Diriwayatkan oleh Imam
    at-Tirmidzi dalam Sunnanya, no. 3094 dan Ibnu Majah dalam Sunnnya, no. 1856 dan
    dishahihkan oleh Imam al-Albani.


    [13]. Shahih: Diriwayatkan oleh Imam Ahmad
    dalam Musnadnya, no. 8345; Imam Muslim dalam Shahihnya, no. 1469; Imam
    al-Baihaqi dalam Sunannya, 7/295 dan Imam Abu Ya’la dalam Musnadnya, no.
    6387-6388.


    [14]. Shahih: Diriwayatkan oleh Imam Muslim
    dalam Shahihnya, no. 3631.


    [15]. Shahih: Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, no. 5869; Imam
    Bukhari dalam Shahihnya, no. 844, 2232, 4801; Imam Muslim dalam Shaihnya, no.
    1829; Imam Abu Dawud dalam Sunannya, no. 2928; Imam at-Tirmidzi dalam Sunannya,
    no. 1702; Imam Baihaqi dalam Sunannya, 7/291; Imam Ibnu Hibban dalam Sunannya,
    n0. 4472 dan Imam Abu Ya’la dalam Musnadnya, no. 5805.


    [15]. Shahih: Diriwayatkan oleh Imam Bukhari
    dalam Shahihnya, no. 1052 dan Imam Muslim dalam Shaihnya, no.907.

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Contact form

Search This Blog

Design by - Blogger Templates | Distributed by Ydidaareldzikr

YAYASAN DAKWAH ISLAM DAAR EL DZIKR

MEMURNIKAN AQIDAH MENEBARKAN SUNNAH Berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah, dengan pemahaman generasi terbaik para Shahabat ridwanullah 'alaihim jami'an, Ijma.

WhatsApp

Hot Posts

3/footer/recent